TULUNGAGUNG, Liputan11.com – Dari beberapa unit usaha yang dikelola BUMDes Ngudi Sejahtera Ngunut, salah satunya adalah lapak angkringan yang ada di halaman pasar ngunut, lebih tepatnya berada di sebelah pojok barat dekat Sumur Bur yang merupakan ikon kawasan Ngunut dan buka tiap hari mulai jam 4 sore sampai malam hari.
ANGKRINGAN DESA merupakan satu satunya unit usaha konvensional yang dikelola BUMDes Ngudi Sejahtera. Seperti apa yang selama ini diketahui umum, Bumdes Ngudi sejahtera memprioritaskan progam usaha yang berbasis digitalisasi/online.
Sebagai sebuah unit usaha yang baru dirintis, usaha ANGKRINGAN DESA dituntut mampu memiliki pemasukan maksimal, sehingga operator usaha bisa menopang kehidupannya, pasalnya fungsi BUMDes sebagai pemberdayaan yang profit oriented.
Vony, pedagang lapak Angkringan Desa saat berbincang dengan Liputan11.com, Sabtu (27/3/2021) malam mengatakan, “Dari awal berjualan, sekira tiga minggu yang lalu hingga saat ini, pembeli tidak tentu tetapi selalu ada, walaupun terkadang habis dan kadang makanan masih tersisa”, ucapnya.
Sesuai tujuan awal dibukanya lapak angkringan BUMDes, yang menjadi salah satu penopang ekonomi warga, selaku pengelola, yang dalam bahasa BUMDes sebagai Manager unit usaha angkringan desa. Vony mengakui, dimasa Pandemi Covid-19, ia tidak bisa berharap banyak pembeli, namun ia tetap optimis usaha yang dirintis masih tetap mampu bertahan.
“Untuk keuntungan yang diperoleh saat ini masih ditabung dulu sampai modal usaha kembali. Bila nanti modal bersama yang dikeluarkan sudah kembali, baru keuntungan yang diperoleh akan dibagikan setelah dipotong biaya operasional,” imbuhnya.
Menyinggung menu yang disajikan. Vony menyebutkan sebagai usaha angkringan, menu yang disajikan berupa nasi kucing, berbagai jenis sate-satean jeroan ayam, tahu dan varian gorengan yang dibuat sendiri oleh warga ngunut dan titip jual dilapak angkringan.
“Kalau untuk minuman, kami menyediakan berbagai varian minuman dingin ataupun panas seperti teh, Milo, dan kopi khas angkringan, sedang untuk harga relatif murah dan yang pasti terjangkau”, jelasnya.
Tino selaku pekerja di lapak angkringan desa yang dikelola BUMDes Ngudi Sejahtera, ia merasa cukup senang bisa ikut serta diunit usaha tersebut dan dia juga berharap dibangun lagi unit usaha lain selain angkringan, “Saya cukup senang bisa memberikan sumbang sih tenaga sebagai operator warung yang dimiliki oleh desa semoga nanti dibuka lagi usaha lain yang bisa menyerap tenaga kerja,” pungkasnya.
Sementara berdasarkan pantauan Liputan11.com, walaupun berada di pojok pelataran pasar. Angkringan desa cukup diminati oleh pengunjung, karena tempatnya yang aman dan nyaman untuk nongkrong, sekedar ngopi dan menikmati suasana malam. (Prn/Hur).