TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Guna menjalin komunikasi strategis untuk menyamakan persepsi, menguatkan sinergitas di masa mendatang, serta mendorong penguatan jejaring kerja dan mitra para innovator secara luas. APIN (Asosiasi Penggerak Inovator Nusantara) menggelar kegiatan Jambore Inovator Dan Posyantek Nusantara 2021. Tempat Ex-Gedung TVRI, Gunung Banon, Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, kabupaten Tulungagung. Kamis (16/12/2021).
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Bupati Tulungagung Drs. Maryoto MM yang diwakili Kabid. Ketahanan Ekonomi dan Lingkungan DPMD Tulungagung Wahyu Yuniarko, Para Inovator, Pengurus Posyantek (pos pelayanan teknologi tepat Guna) se-Kabupaten Tulungagung, Direktur BUMDesa Se-Kecamatan Pucanglaban, dan Juga Kepala Desa se-Kecamatan Pucanglaban.
Adapun narasumbernya adalah Kabid. Kerjasama Desa Dinas PMD Provinsi Jawa Timur Neni Herdianawati. SE MMA, Kepala Dinas PMD Tulungagung, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono. S.Sos, Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung.

Ketua Panitia Pelaksana yang juga Ketua Forum BUMDesa Kabupaten Tulungagung, Joko Ibrahim mengatakan, “Kegiatan ini sebagai ajang promosi sekaligus menampilkan inovasi-inovasi terbaik dari seluruh Pemerintah Daerah Tulungagung”, ucapnya.
Joko Ibrahim memaparkan, sedikitnya ada 3 pokok penting tujuan diselenggarakan Jambore Inovator dan Posyantek Nusantara tahun 2021 ini.
“Membuka ruang dialog multi stakeholders untuk mencari solusi bagi masalah-masalah, tantangan dan peluang inovasi yang dibutuhkan dengan fokus melakukan inovasi di sektor yang unggul dan penting, yang berkaitan dengan sumber daya alam dan teknologi digital. Sehingga kedepanya akan lebih banyak giat riset-riset dasar, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang terus didorong bersamaan dengan upaya menghubungkan aktor pengetahuan dengan pelaku usaha”, tuturnya.
Menurut Joko Ibrahim, pemerintah punya peran penting untuk mendorong generasi muda / milineal agar semakin peduli pada inovasi dalam rangka mengimbangi percepatan pembangunan dengan menguatkan ekosistem pengetahuan dan inovasi,

“Pemerintah punya peran penting menjadi perantara dalam penggunaan pengetahuan untuk analisis kebijakan, menghasilkan pengetahuan melalui kegiatan penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan (litbangjirab), serta menyusun kebjakan yang mendukung produksi dan diseminasi pengetahuan”, ujarnya.
“Dan yang tak kalah penting adalah berperan memastikan implentasi cetak biru pengetahuan dan inovasi dengan mendorong kebijakan yang mendukung”, kata Joko lebih lanjut.
Joko Ibrahim juga menyampaikan, secara umum kegiatan ini dilatarbelakngi oleh fenomena global ekonomi dan pembangunan yakni, perekonomian Indonesia bertumpu di sektor sumber daya alam, perlu belajar tentang ekonomi berbasis inovasi inklusif, berbasis pengetahuan, ekosistem pengetahuan.
“Ini yang telah berhasil dilakukan oleh berbagai negara maju, yang pembangunan bukan hanya berorientasi pertumbuhan, tapi juga pemerataan ekonomi dan penghapusan kemiskinan”, ucap Joko.
“Untuk itu, dalam mencapai tujuan kemakmuran dan kesejahteraan menuju Indonesia maju, harus dibangun dengan fondasi pengetahuan dan inovasi”, imbuhnya.
Ada tiga hal yang harus dilakukan.
1. Membuat sejumlah strategi prioritas dalam cetak biru/blue primt ekosistem pengetahuan dan inovasi diakomodir dan disenergikan oleh seluruh jajaran pemerintah, pelaku Inovator, dan multi stake holder.
2. Memastikan rencana strategi tersebut kedalam rencana pembangunan jangka panjang dan pendek melalui pemanfaatan Dana Desa.
3. Memastikan proses diskusi multilateral berjalan baik dan efektif
Di akhir wawancara Joko Ibrahim mengatakan, secara khusus, giat ini akan menjadi komunikasi strategis untuk menyamakan persepsi, menguatkan sinergitas di masa mendatang, serta mendorong penguatan jejaring kerja dan mitra para innovator secara luas.
“Selama ini, inovasi dan pengembangannya belum banyak medianya, Oleh karena itu, giat ini selain dapat menjadi tempat memperkenalkan para inovator dengan segala kiprahnya, juga bisa menguatkan kepercayaan publik terhadap berbagai inovasi yang mereka Ciptakan”, tukas Joko Ibrahim.

Sementara itu Kabid. Kerjasama Desa Dinas PMD Provinsi Jawa Timur Neni Herdianawati. SE MMA mengatakan.
“Sekarang yang menjadi PR-nya DPMD kabupaten Tulungagung adalah Posyantekdes, ini yang belum terwujud”, kata Neni.
Neni Herdianawati dalam kesempatan ini menyampaikan, selaku APIN dan DPMD Tulungagung untuk mewadahi pegiat pegiat inovator di Posyantek di masing masing desa.
“Pada intinya kami titip, selaku APIN dan DPMD kabupaten Tulungagung, pegiat pegiat inovator diwadahi di Posyantek di masing masing desanya, ini yang bisa saya sampaikan”, ucapnya.
Neni juga menyampaikan, bagi para inovator inovator yang sudah menciptakan suatu produk untuk memasukkan produknya ke D-Katalog yang sudah ada alamat dan link nya sebagai salah satu strategi pemasarannya.
“Untuk pemasaran produk yang sudah diciptakan para inovator inovator, sebaiknya di sampaikan di D-Katalog, siapapun bisa membuka dan memasukkan produknya”, ujar Neni.
Masih dikesempatan yang sama, Ketua DPRD kabupaten Tulungagung Marsono. S.Sos mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Para pegiat sosial, ekonomi, politik, budaya yang berperadaban. Karena kita cinta kota kita, maka apapun yang dilakukan, oleh siapapun, dimanapun dan dengan cara apapun. Selama endingnya untuk kesejahteraan rakyat, kita bantu totalitas”, ucap Marsono.
“Ini adalah awal tonggak pijakan spirit, yang terpenting adalah bersatu dulu, menyamakan persepsi, mineset yang sama untuk menata regulasi supaya Tulungagung menjadi lebih baik”, imbuhnya.
Marsono menyampaikan, selama ada dasar yang menjadi landasan, DPRD akan mensupport, memfasilitasi.
“Kita support semuanya, selama ada dasar yang menjadi landasan dan ketika itu belum ada, akan kita carikan solusi. ketika rakyat butuh fasilitas, akan kita fasilitasi”, ucap Marsono.
Diakhir acara Marsono berpesan pada inovator dan peserta yang hadir.
“Ciptakan daya tarik dengan selalu ber inovasi”, pungkasnya. (*prn)