TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM-Buntut dari kejadian istri kepala desa Aryo jeding kecamatan Rejotangan, yang memergoki suaminya di sebuah hotel , akhirnya memicu amarah warga. Para pendemo meminta agar kades bertanggung jawab terkait moralitas, dengan cara mengundurkan diri, karena dianggap tidak pantas.
Para pendemo yang juga menyiapkan seperangkat sound system, sengaja dipergunakan sebagi mimbar bebas, yang sengaja diletakkan sidekan kantor desa, yang kebetulan lokasinya berada persis dijalan raya, Tulungagung – Blitar. Warga menuding, Amir sudah dua kali digerebek saat bersama perempuan yang bukan istrinya itu.
Menurut Koordinator Aksi, Solikin pasca beredar video penggerebekan kepala desa di salah satu hotel di perbatasan antara Blitar dan Tulungagung, yang dilakukan istri Kades, warga sudah kesal dan geram.
“Kami masyarakat Aryojeding Bersatu menginginkan Kepala Desa mundur, karena ini sudah yang dua kali. Kelakuan Kades membuat citra nama baik Aryojeding buruk dan semua orang dari desa kami jika keluar desa ditanya, bagaimana desamu. Itu akibat dari video yang beredar,” kata Solikin, Senin (20/12/2021).
Saat di demo warganya itu, Kades Ali Amirudin tidak menemui pengunjuk rasa secara langsung. Ia memilih tetap berada di dalam ruangan kepala desa bersama Muspika dan menemui beberapa perwakilan yang diperkenankan masuk.
Dalam pertemuan itu Kades Ali Amirudin tidak menjawab saat diklarifikasi oleh perwakilan masyarakat.
“Tadi kami diminta untuk membuat surat laporan kepada Camat yang ditembuskan kepada Pak Bupati. Nantinya, surat itu akan menjadi acuan kebijakan permohonan masyarakat agar kepala desa diberhentikan,” ungkapnya.
Kepala desa Aryojeding Ali Amirudin pada awak media, membantah telah melakukan perzinaan. Namun, ia mengakui bahwa video yang tersebar adalah dirinya dan berada di hotel pada Rabu (15/12/2021) lalu.
“Itu kan hanya dugaan, saya keluar dari rumah itu diikuti kemudian saya itu mampir ke sana. Terus kemudian dianggap apa itu, berbuat yang macam-macam. Ini kan masih dugaan, dugaan perzinaan, Kalau itu benar, mana buktinya,” sangkal Amirudin.
Kepala desa tidak mau menjelaskan lebih lanjut tentang kejadian saat itu, ia memilih tidak berkomentar dan melambaikan tangan tanda ingin menutup konfirmasi lebih lanjut.
Pantauan tim liputan 11.com dilapangan, suasana pengamanan begitu ketat, Polisi dan anggota TNI nampak terkesan siaga, agar penyampian aspirasi itu berjalan murni, dan tidak terjadi tindakan anarkis, yang justru harus dihindari .( Doni)