TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM-Masih dalam rangkaian Hari Amal Bhakti Kementerian Agama (Kemenag) RI ke – 76, Kantor Kemenag Tulungagung menggelar aksi tanam seribu pohon di lahan Bumi perkemahan Ma’arif Walikukun di Dusun Kedungjalin, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Dalam kegiatan ini melibatkan ratusan orang yang terdiri dari siswa, guru, kepala sekolah, dan juga dari perwakilan pecinta alam. Acara di buka langsung oleh Plt. Kepala Kantor Kemenag Tulungagung , Drs.H.Masngut, M.Pdi.
Dalam sambutannya Masngut mengatakan, kegiatan penanaman seribu pohon ini merupakan bentuk komitmen Kemenag dalam menjaga kelestarian alam, selain itu, adapun pohon yang ditanam sengaja dipilih pohon buah-buahan. Hal ini dilakukan agar nantinya saat tumbuh dewasa, hasil tanamannya bisa lebih berguna.
“Wilayah Tulungagung merupakan penyangga ketersediaan air. Karena itu, sangat penting menaman pohon-pohon berbuah yang kuat yang dalam hal ini kita pilih tanaman Alpukat, Sirsat Jambu dan Sukun. Tentunya dalam giat ini kami juga turut melibatkan masyarakat agar lebih peduli lingkungan,” katanya.

Sementara itu di tempat yang sama, Ketua LP Ma’arif Tulungagung H. Kozin selaku pengelola Buper walikukun, sangat menyambut positif program penghijauan yang digalang oleh Kemenag. Dia menegaskan, gerakan ini harusnya diperlukan adanya sinergitas semua pihak, karena kewajiban menanam pohon bukan hanya tugas Kemenag saja namun juga harus dilakukan oleh Instansi terkait lainnya.
“Setiap gerakan penanaman pohon harus disertai tindak lanjut dengan perawatan. Dengan begitu, pelestarian lingkungan berlangsung secara kontinyu dan jika nanti berbuah hasilnya bisa dimanfaatkan warga,” ujarnya.
Ia juga berharap, dengan adanya sinergitas semua pihak program penanaman pohon yang dilakukan Kemenag Tulungagung bisa lebih optimal.
“Dengan adanya sinergitas semua pihak dalam konservasi hutan yang ada di Buper Walikukun mempunyai peran sangat penting sekali,” harapnya.
Kozin juga optimis, dengan adanya sinergitas antar semua pihak akan berhasil melestarikan alam untuk menanggulangi adanya bencana alam yang tentunya tidak diinginkan.
“Selain itu gerakan tanam pohon juga merupakan konservasi terhadap keberadaan mata air di area walikukun ini agar bisa dilestarikan untuk dimanfaatkan memenuhi kebutuhan saat ada kegiatan perkemahan di Buper ini,” ungkapnya.
Tak ketinggalan Kozin juga mengatakan keberadaan Bumi Perkemahan Walikukun bukan hanya dimanfaatkan oleh siswa siswi lembaga pendidikan Ma’arif saja namun juga untuk siapa saja.
“Siapapun anak bangsa ini yang ingin mengadakan kegiatan kemah disini kami persilahkan, yang penting semua ikut menjaga demi kelestarian hutan.Sehingga dengan berbagai macam tanaman yang ada disini pada akhirnya nanti lahan perkemahan seluas 35 hektar ini akan menjadi hutan edukasi atau edukasi alam,” pungkasnya.(gus/tot/im)