TULUNGAGUNG.Liputan11.com-Peringatan Lahirnya Pancasila setiap 1 Juni, akan menjadi tidak produktif, bila masih melihat dari segi seremonialnya saja. Pancasila yang digagas the founding father ” Soekarno”, sebenarnya diharapkan agar mampu menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia, baik dalam bernegara, maupun bermasyarakat, menuju kemakmuran dan kesejahteraan.
Hal itu disampaikan tokoh Presedium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia DPD Kabupaten Tulungagung, Ir.Sukriston, saat diwawancarai Liputan11.com dirumahnya, di Perum Sobontoro Permai, Kabupaten Tulungagung.Selasa, (1/6/20/2021).
Dalam menanggapi 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila, Ia menyatakan bahwa, bentuk upacara seremonial juga penting, tapi bila itu tanpa ada upaya menyerap ” Ruh ” nya akan sangat berbahaya.
“Sebenarnya “PANCASILA ” , tidak ubahnya sebuah obyek, atau identitas tektual. Biasanya dalam pemahaman ini ,hanya sebatas identitas tektual yang banyak ditonjolkan,” ucapnya.
Diakui Sukriston, generasi sekarang hanya memahami dari unsur kedalaman arti saja, tanpa mau mencari spirit apa sebenarnya arti Pancasila itu. Beberapa contoh aplikasi lapanagan, setelah peringatan dengan hanya model seremonial upacara, berakibat menjadi istilah Jawa, ” BAR- BUR “.
“Peringatan ini harus merupakan recharge pemikiran, agar gagasan yang sebenarnya di inginkan Bung Karno terhadap bangsa Indonesia ini berjalan kedepan,” harapnya.
Sukriston menuturkan bahwa, dalam mengkonsep Pancasila sebenarnya Bung Karno sadar, kalau banyak dasar pemikiran bernegara, yang dimiliki negara negara lain. Namun demikian, di era global saat ini salah satu penyimpangan yang terjadi di depan mata kita , adalah aspek kesejahteraan masyarakat yang belum seluruhnya terjawap. Dari segi ekonomi, masyarakat masih tetap statusnya sebagai penikmat, bukan penggerak perekonomian pyur di negaranya sendiri. Petani yang menanam , hasilnya tetap ,bila terjual pada industri bebas, dan hasil dari produksi nantinya ,dijual kembali kepada masyarakat, tidak lewat komponen ekonomi masyarakat ,seperti koperasi. Penjualan dan pembelian malah lewat jaringan yang dimiliki pemodal .
“Dalam kondisi ini kesejahteraan tetap tidak bisa , karena dikuasai pihak lain,” tuturnya.
Lebih lanjut pensiunan kabid Konserfasi Hutan dan Lahan Dishudbun Kabupaten Tulungagung 2010, mengajak semua komponen bangsa, mulai rakyat, wakil rakyat serta pemerintah, bergandeng tangan saling mengingatkan dan melakukan komunikasi wawasan, agar ruh Pancasila itu benar benar dipahami.
“Bukan hanya diketahui dan dihapal saja,” tandasnya.
Sementara Bupati Tulungagung, Drs. Maryoto Birowo, M.M.,dalam keterangan persnya usai peringatan Lahirnya Pancasila 1 Juni 2021 di Pendapo Kongas Arum Kusumaning Bangso, menyatakan harapannya, agar Pancasila mampu sebagai alat pemersatu seluruh komponen bangsa .
“Harapan itu akan ada maknanya bila Pancasila bisa diwujudkan oleh penentu kebijakan dengan tepat, dan rakyat ditunjukkan dengan peri pola pikir dan perilaku yang tidak menyimpang dari Pancasila,” pungkasnya. ( Doni )