YOGYAKARTA.Liputan11.com-Menyusuri tenggara kota jogja ,di sudut pasar kotagede tercium aroma khas kue kipo. Ya, di Kotagede,
Apakah kalian tahu di mana letaknya?
Kotagede adalah sebuah Kota Kecamatan di Yogyakarta yang letaknya di sebelah tenggara pusat kota, kurang lebih 7 km saja. Kota ini terkenal dengan kerajinan peraknya.
Memang benar Kotagede adalah pusat kerajinan perak yang sudah terkenal sejak jaman dahulu kala. Bahkan mungkin sejak kerajaan Mataram Islam berdiri dan berkedudukan di sana sekitar tahun 1575 dengan Panembahan Senopati sebagai pendirinya.
Kita ketahui bahwa logam perak jika diproses menjadi alat makan seperti gelas, piring maupun sendok sangat baik untuk mendeteksi adanya racun yang terkandung dalam makanan maupun minuman. Makanya keluarga Keraton khususnya, dahulu banyak menggunakan alat makan berbahan baku perak, untuk alasan keamanan selain estetika.
Berwisata di Kotagede banyak yang sangat menarik diceritakan seperti, sejarah tentang cikal bakal Dinasti Mataram, Wisata religinya, dan Wisata Arsitektur Bangunan Tradisional, namun tak kalah ngehitsnya adalah Kuliner khas Kotagede.
Kuliner tempo dulu di Kotagede sangat beragam jenisnya, ada Roti Kembang Waru, ada Kipo, Jadah Manten, Yangko, Legomoro dan masih banyak lagi yang sudah sulit dijumpai di daerah lain. Namun demikian makanan tradisional ini ada di pasar Kotagede. Banyak orang datang ke pasar Kotagede yang lebih dikenal dengan nama Pasar Legi ini. Bahkan banyak pula pengunjung yang datang dari luar daerah hanya untuk berburu jajanan pasar yang bikin penasaran ini.
Pasar Kotagede ini di sebut pasar legi, karena setiap legi nama pasaran di kalender Jawa, lebih banyak pedagang dan pembeli yang datang, hingga semakin ramai pengunjung, bahkan jalan menuju dan dari pasar bisa dipastikan macet.
Setiap pasaran legi banyak penjual burung maupun unggas lainnya maupun tanaman dipasarkan ke pasar ini selain kebutuhan pokok. Kebetulan pasar Legi ini adalah pasar tradisional yang selalu buka setiap hari, pagi sampai sore, keramaian didalam pasar seperti pasar pada umumnya. Kemudian jam 14.00 an untuk pedagang makanan tradisional mulai buka sampai malam di luar bangunan pasar utama.
Untuk memanjakan lidah pembeli, jajanan pasar Kotagede sangat lengkap. Bagaimana, kalian pasti semakin penasaran kan, pengin mencicipi kuliner Kotagede?
Untuk mengobati rasa penasaran kalian, kami mau cerita tentang makanan unik dan imut dari Kotagede, namanya Kipo. Makanan seperti apakah Kipo itu?
Asal usul penamaan makanan ini adalah dari bahasa Jawa “iki opo” yang artinya “ini apa”? kemudian makanan ini dinamakan Kipo yang merupakan Akronim dari bahasa Jawa iki opo tadi. Saat ini di Kotagede dibilang sudah langka menemukan rumah produksi makanan ini. Yang masih bertahan sampai sekarang adalah keturunan dari Ibu Paijem Djito Suhardjo yang memiliki kios di jl. Mondorakan no. 27 sekitar 300 meter sebelah barat pasar Kotagede.
Citarasa khas dari jajanan ini adalah perpaduan antara gurih manis dan wangi dari proses pemanggangan kue ini dengan alas daun pisang dan bahan baku utamanya.
Untuk bahan bakunya terdiri dari :
1. Tepung ketan
2. Tepung beras
3. Parutan kelapa
4. Daun suji (pewarna alami hijau)
5. Daun pandan
6. Daun pisang
7. Gula jawa
Bentuk jajanan ini adalah pipih, kecil, imut dan unik berwarna hijau, dan didalamnya ada enten–entennya, jika digigit agak kenyal.
Cara membuatnya ; dari adonan kedua jenis beras di campur, kemudian dikasih warna hijau alami dari daun suji juga daun pandan untuk memunculkan aroma harumnya. Kemudian adonan ini di cetak pada piring tanah liat dan dipanggang dengan alas daun pisang. Setelah beberapa saat atau hampir masak enten-enten atau parutan kelapa yang dicampur gula jawa dimasukkan, lalu adonan dilipat menjadi dua dan dipanggang lagi sampai matang.
Untuk satu kemasan kipo yang dibungkus kertas dan dialasi daun pisang terdiri dari 5 buah kipo dihargai Rp. 2500,- Waahh, Cukup murah bukan? Jika dibandingkan dengan proses dan rasa yang disajikan harga segitu sangatlah murah.
Jika ingin membeli makanan ini di kios Bu Djito harus dateng pagi – pagi loh teman – teman, karena bukanya mulai jam 06.00 jadi kadang jam 12.00 siang Kiponya sudah terjual habis.
Jangan lupa kipo adalah salah satu makanan basah jadi tidak tahan lama mungkin bertahan sekitar 24 jam saja. Maka lebih enak jika menikmati kipo langsung sambil ditemani teh hangat tawar atau kopi…..hmmmm menggugah selera.
Penulis : Agus susanto
Liputan11.com YOGYAKARTA.