YOGYAKARTA.Liputan11.com-Masih dalam acara Mission Conference 2021 yang di adakan oleh Sekolah Misi Yogyakarta hasil besutan Ps Aryanto Tanesib M.pd, seolah tidak ada matinya dalam membangun Negara dan Bangsa ini.
Pemerhati missi yang sekarang membina anak-anak muda di Bantul Ev, Drs.Rujito, M.M., mengatakan bahwa, kaum Marginal adalah kaum terpinggirkan dari kehidupan masyarakat.
“Dan ini merupakan bagian dari Bangsa kita. Bisa juga di sebut Prasejahtera,” ucap Rujito. Kamis, (26/8/2021).
Menurut Rujito, mereka yang termasuk prasejahtera adalah kaum buruh, petani, kaum difabel, mereka yang berpenghasilan pas-pasan, apalagi sekarang yang terdampak covid, dan aturan PPKM (dilarang berkumpul, berjabat tangan, tetap pakai masker).
“Kita tidak pernah tahu terpapar selama belum ceck up, kita hidup dalam situasi mencekam, begitu menyulitkan masyarakat pra sejahtera ini,” ujarnya.
Namun demikian, Ia juga tidak memungkiri tujuan mulia Pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona.
Lebih lanjut disampaikan Rujito, terkait tentang kategori kemiskinan berdasarkan dari data BPS,
1.Luas lantai bangunan, tempat tinggal tidak lebih dari 8 meter.
2.Jenis lantai dari tanah/bambu/kayu.
3.Jenis dinding rumah tempat tinggal dari bambu,/kayu kwalitas rendah/ tembok non plester.
4.Tidak memiliki fasilitas buang air besar/pakai WC tetangga.
5.Sumber penerangan Rumah tangga tidak pakai listrik.
6.Air mandi bersumber dari sumur tidak terlindungi/sungai.
7.Bahan bakar memasak dari memakai kayu bakar.
8.Mengkonsumsi daging, susu cuma 1 kali seminggu.
9.Membeli pakaian baru cuma 1 stel dalam 1 tahun.
10.Makan 1x atau 2x dalam sehari.
11.Tidak sanggup membiayai pengobatan di Puskesmas atau Poliklinik.
12.Sumber penghasilan kepala Rumah tangga di bawah Rp 600.000,-/bulan.
13.Pendidikan terakhir kepala Rumah tangga SD.
14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah di jual, min Rp 500.000.
“Kalau ada 9 item terpenuhi berarti sudah kategori miskin,” terang Rujito.
Terkait hal tersebut, Rudjito menandaskan bahwa, di perlukan revolusi mental dengan merubah cara berpikir masyarakat.
“Apakah masih ada keluarga miskin yang sesuai syarat tersebut ?
Dengan mengandalkan kejujuran yang masih mahal inilah masing-masing pribadi yang tahu.Di sinilah peran Sekolah Misi Galilea di tunggu,” tandasnya.
Rusjito juga menuturkan bahwa, anak-anak muda yang tergabung di Sekolah Misi Galilea telah mengambil sikap dalam melayani kaum Marginal diantaranya, Anak muda siap di utus, Anak muda siap mengidentifikasi kaum Marginal, dan Siap melayani di sesuaikan dengan konteks masa kini.
” Membangun relasi menjadi sahabat dalam proses pemulihan, Memberitakan kabar kesukaan dengan perkataan dan sikap, Membantu dalam proses integrasi kembali pada keluarga dan masyarakat,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, salah seorang pemerhati Misi dari Perth Australia, Dee Stepanoski, melalui aplikasi zoom meeting langsung mengatakan bahwa pekerjaan sebagai Misi adalah mulia, apalagi telah di bekali untuk pengajaran, penginjilan, dan enterprener ship, di samping Ilmu komunikasi.
Pewarta : Agus. S. Liputan11.com Yogyakarta.