TULUNGAGUNG.Liputan11.com-Proses penentuan pangisian calon wakil bupati di Tulungagung, masih dinamis. Segala perkembanganya, masih menarik untuk disimak. Demikian pendapat awal Pengamat politik dari Universitas Bhinneka PGRI ( UBHI ) Tulungagung, Dr. Drs. Sunyoto, S.H., M.Si, ketika ditemui di kediamannya, Jl Abdul Fatah 69 Tulungagung. Selasa, ( 22/6/2021).
Menurut laki laki mantan anggota DPRD ini, semua unsur partai harus mampu berperan aktif. Diakui selama ini , kesan masyarakat ada pihak-pihak yang sengaja mengulur-ulur proses itu.
“Tetapi yang namanya politik, hal itu masih dalam tahapan wajar,” ucapnya.
Dalam keteranganya kepada tim Liputan 11.com, Sunyoto mengatakan bahwa, setiap proses politik di level apapun, siapapun akan selalu memainkan strategi untuk sebuah tujuan. Selain itu, ada beberapa hal yang harus menjadi patokan dalam berpolitik yakni, Santun, cerdas, ulet dan bermanfaat bagi masyarakat luas, bukan hanya untuk kelompok kecil saja.
“Disinilah pentingnya manager sebuah organisasi, termasuk partai politik. Jadi dalam politik, kecerdasan , visioner, serta bermanfaat untuk banyak orang,menjadi dasar politis yang sangat diharapkan,” terangnya.
Menyikapi kesan Partai NASDEM Tulungagung, terkait peluang pengisian Wabup Tulungagung, Sunyoto menuturkan bahwa, pimpinan daerah masih pegang kunci, walau keputusan akhir tetap di posisi DPP NASDEM.
“Selaku pimpinan partai di daerah, NASDEM harus mampu memilih kadernya, untuk mengisi peluang posisi itu. Dengan memilih orang yang tepat, maka Trust masyarakat, secara otomatis akan bertambah. Kalau Trust bertambah, berpeluang pendukung menjadi bertambah. Dengan demikian kebesaran partai akan terjadi, dan itulah sebenarnya tujuan partai itu dibentuk. Dengan begitu,muara pada kekuasaan untuk mengatur pemerintahan demi kesejahteraan masyarakat, akan bisa diraih,” tuturnya.
Sebagai orang yang pernah menjadi pelaku politik, Sunyoto juga meminta kepada semua pihak untuk sama-sama menghormati sebuah proses. Model justifikasi negatif, kecerobohan dalam mengkalkulasi, adalah hal hal yang tidak boleh terjadi.
” Terlebih lagi, saat ini era sudah jauh berubah. Semua kalkulasi harus mengacu perhitungan yang serba cepat, akurat, dan tepat. Itu harus dilakukan, karena sistem dan tehnologi sudah berperan menjadi referensi, dalam mengambil sebuah keputusan. Kalau hal ini tidak dijadikan sebuah panduan dalam bertindak, sebuah cita cita politik hanya menjadi slogan yang akan ketinggalan,” tukasnya.
Mbah Nyoto panggilan akrab orang yang kini menjadi ketua Yayasan sebuah perguruan tinggi , yang kampusnya ada di Jl Mayor Soerjadi Tulungagung itu hanya menitipkan pertanyaan, ” Mau dan Mampu, atau tidak NASDEM yang menjadi pemegang kunci dalam peluang Wabub ini berperan untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat Tulungagung ? ,” Pungkasnya. ( Doni ).