TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM-Ada wajah wajah pasrah, ketika tim Liputan 11.com mencoba mendatangi Dinas Sosial Prop. Jatim / UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar di Tulungagung, atau masyarakat lebih mengenal dengan istilah panti sosial yang ada di Kabupaten Tulungagung.
Pertama kali setelah tim memasuki halaman UPT, sapaan Sunu Pancadarma AKS.M.Si,pimpinan yang menjabat Kasi Bimsos, seperti biasanya ramah menerima.
Nampak suasana UPT ( masyarakat menyebut panti ) asri, membuat para penghuninya menjadi nyaman. Memang lokasi yang ada, sengaja di desain sedemikian rupa, sejak Mas Sunu menjadi pimpinan di situ sekitar 6 tahun lalu.
Refleksi peringatan hari ibu, 22 Desember tahun ini, bayangan kita merajuk pada wajah wajah sosok ibu ibu yang kini menghuni UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar di Tulungagung.

Ketika tim menanyakan apakah UPT sudah ada peningkatan atau tambahan kapasitas, Laki laki murah senyum itu, menjawap sampai saat ini ada 80 kapasitas daya tampung, bagi lansia.
Dari data yang ada , Di tempat itu ada 38 laki laki dan 42 perempuan yang semuanya berusia tua, dan rata- rata sudah diatas 60 tahun.
” Mereka disini kami berlakukan sebagai orang tua orang tua kami. Karena kami sudah memilih pengabdian di dinas ini, maka kami sudah total melakukan pelayanan bagi orang orang tua, yang perlu penanganan . Saat ini , setelah adanya kebijakan pemerintah tentang perampingan organisasi, kami menjadi bagian dari kantor Blitar. Tetapi sejak dulu sampai kini , kami tetap menjalankan SOP sesuai dengan Tupoksi dan nurani.” Ucapnya mengawali perbincangan .
Berdasarkan pantauan tim liputan 11.com, wajah ibu ibu kita yang dalam tanda petik, harus di ” openi ” pemerintah ini memang yang benar benar sudah dalam kondisi terlantar, atau ditelantarkan.
” Banyak faktor, yang menyebabkan hal itu, jadi jangan keburu negatif. Terlantar dalam hal ini usia sudah tua, tidak punya anak, saudara, atau memang mereka memang tidak ingin dalam sisa hidupnya menjadi tanggungan siapapun, baik keponakan, atau siapapun. Berdasar undang undang dasar , mereka adalah tanggungan negara, dan kami bagian dari itu, berkewajiban atas nasipnya”, tambah Laki laki asli kelahiran kecamatan Rejotangan Tulungagung.
Diceritakan juga, memang kadang para orang tua, perlu penanganan khusus, karena secara emosional, mereka butuh itu. Dan “alhamdulillah” kini lembaga ini sudah didukung tenaga tenaga profesional, sehingga dalam melakukan pendampingan bagi para lansia yang berbasis kurang beruntung, kami semua siap.
Sebagai refleksi peringatan hari ibu 22 Desember, tahun ini pihaknya banyak mengucapkan terimakasih kepada lembaga, perorangan, atau lainya yang terus memberikan suport bagi seluruh pendamping dan semua saja di UPT, sehingga peranya dalam merawat para lansia yang kurang beruntung , bisa mengingatkan kembali kepada semuanya, agar mengingat kembali pperan orang tua, bagi keberlangsungan generasi, dalam posisi apapun. (*Doni )