TULUNGAGUNG, Liputan11.com – Usai dibangunnya pasar Ngunut, pasca kebakaran setahun lalu dan semenjak diresmikan penggunaanya kembali oleh Bupati Tulungagung, Drs. Maryoto Birowo, MM. Pasar Ngunut Baru, mengalami perubahan mulai dari model maupun struktur bangunan dan pola waktu dagangnya.
Aktifitas pasar yang sebelum dibangun, dibagi dalam dua waktu, pasar pagi dan siang. Saat ini menjadi tiga waktu, yaitu kegiatan perdagangan yang dilakukan waktu sore sampai malam, sesuai rencana difungsikannya halaman depan pasar untuk PKL bongkar pasang, yaitu aktivitas usaha jual beli yang berbasis kuliner khas Ngunut dan sekitar.
Nanang, petugas pengelola pasar yang ditemui Liputan11.com, Sabtu (27/3/2021) membenarkan terkait rencana awal difungsikannya halaman pasar sebagai ruang PKL seperti apa yang terlihat saat ini.
“Lapak PKL ini dibuka berdasarkan rencana pemanfaatan ruang dan penempatan pedagang dilakukan dengan konsep keadilan, calon pedagang (PKL) mendaftar kemudian di petakan, sedang penempatannya sesuai nomor undian”, ucapnya.
Masih ditempat yang sama, Munir salah satu PKL, saat berbincang dengan Liputan11.com mengatakan, “Pedagang berharap adanya penataan yang lebih baik, semua ini sebagai wahana perdagangan masyarakat dan bisa menggiatkan ekonomi masyarakat khususnya PKL”, kata Munir.
“Akan lebih baik lagi jika para PKL ini dibuatkan wadah paguyuban khusus PKL, guna memudahkan koordinasi antar pedagang ,saat ini kami masih numpang di Organisasi Pedagang Pasar (ORDAPA) yakni wadah pedagang pagi dan siang pasar Ngunut”, imbuhnya.
Dampak ekonomi dengan keberadaan PKL kuliner malam, dimasa pandemi ini, juga dirasakan warga sekitar. Sebut saja Tino, dengan adanya pujasera kuliner khas Ngunut, diharapkan bisa menjadi pemantik kehidupan masyarakat dikala semua pekerjaan sepi.
Masih terlihat semrawutnya penataan parkir, pemanfaatan sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan fungsi aslinya diakui oleh Wahid selaku penjaga pasar Ngunut.
“Sebetulnya sudah dilakukan penertiban kaitan parkir dan penggunaan sumur bur sebagai tempat cuci-cuci, semua itu sudah kami ingatkan, tetapi namanya mengurus orang banyak, kita harus pelan pelan dalam mengingatkannya”, pungkas Wahid. (Hur/Pr).