TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tulungagung melakukan demo penolakan kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Tulungagung, Rabu (07/09/2022).
Aksi demo mahasiswa dimulai dari depan kantor Pemkab Tulungagung menuju Gedung DPRD Tulungagung.
Dalam aksinya ratusan mahasiswa awalnya mencoba memaksa untuk masuk ke gedung DPRD Tulungagung.
Namun ratusan mahasiswa tidak berhasil masuk ke dalam gedung dewan karena dihadang oleh petugas dari kepolisian sehingga sempat menimbulkan aksi saling dorong. Selain itu peserta demo juga melakukan teatrikal.
Setelah terjadi negoisasi, beberapa perwakilan mahasiswa akhirnya diperbolehkan masuk untuk melakukan audiensi dengan pimpinan DPRD Tulungagung.
Setelah beberapa jam melakukan audiensi, perwakilan mahasiswa tampak keluar dari gedung DPRD dengan diikuti oleh Ketua DPRD bersama wakilnya, Kapolres dan Dandim 0807 Tulungagung untuk kemudian menyampaikan hasil audiensi.
Didepan ratusan mahasiswa, Ketua DPRD Tulungagung, Marsono menyampaikan maaf jika pihaknya tidak bisa menerima mahasiswa dalam jumlah banyak karena keterbatasan ruangannya, sehingga hanya lima perwakilan dari mahasiswa saja yang bisa masuk kedalam untuk audiensi.
“Mohon maaf hanya bisa menerima perwakilan saja, karena keterbatasan kapasitas ruangan kami,” ucapnya.
Lebih lanjut Marsono mengatakan, tugas pokok dan fungsi DPRD Tulungagung adalah melakukan kontrol, budgeting dan legislasi.
“Tentu saja aspirasi kalian yang sudah saya diterima ini akan kami sampaikan ke DPRD Jawa Timur dan DPR RI.
Akan tetapi untuk jawabannya, kami akan menunggu dari DPRD Jawa Timur dan DPR RI,” ujarnya.
Namun demikian menurut Marsono, secara kelembagaan DPRD Tulungagung menganggap dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi sebenarnya bisa dimaklumi.
“Tentunya, pemerintah sudah pasti memiliki pertimbangan atas kebijakan yang dibuat. Namun, ketika ada aspirasi dari masyarakat tentu akan disampaikan,” tambahnya.
Untuk itu, DPRD Tulungagung berjanji akan mengirimkan tuntutan mahasiswa ke DPRD Provinsi Jawa Timur dan DPR RI, dan meminta waktu 30 X 24 jam atau 30 hari untuk memberikan hasilnya. Hal itu juga dibuktikan dengan tanda tangan bersama di atas surat tuntutan mahasiswa.
Sementara itu, salah satu perwakilan Aliansi Mahasiswa Tulungagung, Abdurrohman Assyidiqi Firdeva juga mengatakan, ada 4 poin tuntutan yang disampaikannya. Di antaranya adalah, menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena akan menimbulkan efek domino terhadap ekonomi masyarakat, menuntut pemerintah melakukan evaluasi kinerja badan pengaturan hilir minyak dan gas bumi dalam penyaluran BBM bersubsidi, menuntut pemerintah transparansi kuota BBM bersubdisi.
“Untuk itu kami juga menuntut pemerintah segera merumuskan roadmap transisi energi fosil ke energi baru yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Selain itu pihaknya juga akan menunggu DPRD Tulungagung yang meminta waktu untuk menyampaikan tuntutan mahasiswa maksimal 30 X 24 jam.
“Jika dalam waktu yang telah mereka janjikan tadi tidak ada jawaban, maka kami akan kembali melakukan aksi demo dengan jumlah massa yang lebih besar lagi,” tutupnya.
Seusai mendapat tanggapan dari ketua DPRD Tulungagung para peserta aksi demo membubarkan diri dengan tertib. (Nuha)