ARTIKEL SEHAT.LIPUTAN11.COM – Minum kopi sudah menjadi kebiasaan hidup masyarakat Indonesia. Minuman Kopi sangat mudah didapatkan di warung hingga supermarket atau restoran kelas atas. Namun benarkah minum kopi hitam bisa kurangi sesak napas?
Dikutip dari klikdokterdotcom, Kopi hitam mempunyai kandungan kafein yang memiliki efek nyaris menyerupai teofilin, yaitu sejenis obat bronkodilator. Teofilin bekerja dengan melebarkan saluran pernapasan dan membuat relaks otot-otot paru.
Obat tersebut biasa digunakan untuk meredakan gejala asma, seperti mengi, batuk dan sesak napas. Oleh sebab itu, para ilmuwan tertarik menyelidiki lebih jauh khasiat kopi hitam untuk meredakan sesak napas.
Salah satu hasil studi yang dimuat dalam Cochrane Library mengungkapkan fakta terkait manfaat kopi hitam untuk sesak napas, berikut temuannya.
Penelitian dilakukan dengan memeriksa secara cermat dan hati-hati semua uji klinis berkualitas tinggi soal dampak kafein terhadap asma.
Hasil studi mengungkapkan bahwa kadar kecil kafein di dalam kopi hitam dapat meningkatkan fungsi paru-paru selama empat jam. Meski demikian, tidak diketahui apakah kafein dapat mengurangi gejala asma, seperti sesak napas, mengi, atau batuk.
Peneliti menduga gejala asma mungkin saja bisa dikurangi menggunakan kafein dalam jumlah besar. Sayangnya, berdasarkan sejumlah riset, konsumsi kafein secara berlebih justru dapat menimbulkan efek samping berbahaya bagi kesehatan.
Salah satu efek samping yang dimaksud yaitu meningkatkan detak jantung. Peningkatan detak jantung sangat berbahaya, karena jika tidak ditangani dapat meningkatkan risiko serangan jantung mendadak, gagal jantung, stroke hingga kematian.
Karena itu, peneliti menyimpulkan dibutuhkan penelitian lanjutan soal takaran maupun manfaat kopi hitam untuk mengurangi sesak napas.
Senada dengan temuan tersebut, dr. Sepriani Timurtini Limbong mengungkapkan bahwa kopi tidak bisa digunakan untuk mengurangi gejala sesak napas.
Kondisi kesulitan bernapas menurut dr. Sepri, justru harus diatasi berdasarkan penyebabnya. Contohnya sesak napas karena alergi, infeksi paru, masalah jantung atau penyakit ginjal.
“Jadi kalau pasien sesak napas, harus diperiksa oleh dokter. Lalu nanti diketahui penyebabnya, kemudian diatasi sesuai penyebab tersebut,” jelas dr. Sepri.
Pada pasien asma, gejala sesak napas dapat dikontrol dengan melakukan manajemen asma yang tepat. Pertama, yaitu dengan mencatat waktu munculnya gejala asma.
Dengan begitu, penderita asma dapat menyesuaikan waktu pengobatan guna mengurangi gejala gangguan pernapasan tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu dengan mencatat hasil tes pernapasan secara disiplin. Aktivitas ini dapat dilakukan menggunakan peak flow meter maupun spirometer.
Peak flow meter membantu pengidap asma mengetahui seberapa cepat udara dikeluarkan dari paru.
Sementara spirometer membantu mengukur jumlah udara yang dapat ditampung paru-paru dan seberapa banyak udara yang dapat diembuskan dalam satu detik, usai menarik napas dalam-dalam.
Terakhir dan yang terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter secara disiplin. Konsultasi rutin membantu pengidap asma melaporkan perkembangan kondisinya, sehingga dokter dapat menyesuaikan pengobatan asma yang tepat bagi pasien.
Kesimpulannya, minum kopi untuk kurangi penyakit sesak napas ternyata tidak terbukti secara ilmiah. Untuk mengobati sesak napas, maupun mengontrol gejala asma lainnya, pastikan ikuti langkah di atas. (*)