TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan Imunisasi Kejar di Tulungagung masuk peringkat 15 Besar se Jawa Timur. Capaian tersebut sudah melampaui target yakni 96,59 namun masih perlu diperbaiki untuk mencapai 100 persen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmad saat Rapat Evaluasi Hasil Pelaksanaan BIAN dan Rakor Pelaksanaan Geser Jadi Mantul menyampaikan ada beberapa desa masih perlu memperbaiki capaian BIAN agar bisa mencapai 100 persen.
BIAN merupakan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar yang bertujuan untuk menutup kesenjangan imunitas bagi masyarakat Tulungagung.
Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pemberian imunisasi campak dan rubela bagi anak usia 9-59 bulan. Sedangkan untuk imunisasi kejar dilakukan pada anak dengan usia 12-59 bulan. Selama pelaksanaan BIAN.
“Ini kita melibatkan sebanyak 32 puskesmas di Tulungagung yang juga didampingi lintas sektoral mulai dari pemerintah desa (Pemdes) hingga forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam).” Kata dr. Kasil Rokhmad, Selasa (20/09/2022)
Sedangkan untuk sasarannya sebanyak 55 ribu anak yang tersebar di seluruh Kecamatan di Tulungagung. BIAN sudah di mulai sejak Agustus 2022
Menurut dr. Kasil, dari total sasaran, capaian BIAN sampai saat ini sudah 98,26 persen. Nilai itu di atas proyeksi capaian BIAN di Tulungagung sebesar 96,59 persen saja.
“Jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain se-Jawa Timur, capaian BIAN di Tulungagung sudah termasuk bagus dengan masuk peringkat ke 15 untuk capaian imunisasi Kejar. Sedangkan untuk capaian imunisasi tambahan berada di peringkat 21 se-Jawa Timur. Tentu ini tidak lepas dari kerja keras seluruh sektor mulai dari petugas Dinkes Tulungagung, Puskesmas, Pemdes hingga Forkopimcam,” ungkapnya.
Pada kesempatan evaluasi BIAN yang di gelar di hotel ternama di Tulungagung dr. Kasil berharap bisa memenuhi seluruh sasaran hingga mencapai 100 persen.
“Meski ditingkat Kabupaten sudah sesuai target, akan tetapi ditingkat desa masih ada beberapa yang belum 100 persen dan itu perlu ditingkatkan lagi,” sambungnya.
Maka dengan adanya capaian yang kurang maksimal, jangan sampai desa atau Kelurahan justru menjadi pencetus dari penyakit yang biasa menjangkiti balita. Untuk itu akan terus dilakukan penyisiran pada desa-desa tersebut agar capaian BIAN bisa 100 persen.
“Dari 257 desa di Kabupaten Tulungagung, masih ada 36 desa yang belum memenuhi target. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor seperti belum sepenuhnya memahami pentingnya vaksinasi, belum memiliki kesempatan untuk melakukan vaksinasi, atau bahkan berhalangan hadir untuk melakukan vaksinasi lantaran sakit. Untuk itu kita akan melakukan sweeping di 36 desa itu agar semua sasaran kami bisa terjangkau vaksinasi,” ujarnya.
Terhadap 36 Desa yang belum memenuhi target, Kasil mengatakan pihaknya akan mentargetkan pada 30 September 2022.
Namun jika pada saatnya nanti target tidak terpenuhi, pihaknya akan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait apakah boleh dihentikan atau tetap melanjutkan vaksinasi. Padahal pemerintah pusat sendiri mentargetkan agar BIAN selesai per 1 September 2022.
“Berhubung untuk Kabupaten lain di Jawa Timur juga masih banyak yang baru mencapai 50 persen, maka kebijakan diperpanjang sampai akhir September. Untuk itu kami perlu edaran dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk memperpanjang BIAN,” pungkasnya. (Nuha)