KEDIRI.LIPUTAN11.COM – Warga Desa Kewedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur memperingati tahun baru islam 1444 Hijriah dengan tradisi Grebeg Suro.
Beragam tradisi seni ditampilkan dalam gelaran kali ini, setelah dua tahun terakhir ditiadakan karena adanya pandemi Covid -19.
Suasana hujan lebat dalam prosesi adat tradisi jawa tak menyurutkan warga yang rindu dengan hadirnya pertunjukan pun ramai-ramai datang untuk memeriahkan tradisi Grebeg Suro ini.
Arak-arakan tumpeng yang di iringi seni jaranan tradisional jawa menuju area Makam Eyang Prabu Sri Aji Jayabaya.
Menurut kepercayaan warga, kegiatan ritual ini dilakukan agar Desa Kewedusan dijauhkan dari musibah, bencana serta mendapatkan kemakmuran dan Loh jinawi atas Ridlo Alloh SWT.
“Kita usung tema Nguri – Nguri Tradisi Jawa” dengan acara ini masyarakat tidak lupa dengan tradisi nenek moyang kita, leluhur – leluhur kita, agar kita sebagai anak cucu harus bisa melestarikan dan menjaga tradisi adat Jawa, bersedekah, berdoa tiap bulan Suro, agar hidup makmur,” kata Zaenuri tokoh warga Desa Kewedusan, Minggu (7/8/2022).
Zaenuri menambahkan, adanya Tumpeng, hasil bumi yang diarak keliling, di awali dari Desa Donganti menuju Makam Eyang Prabu Sri Aji Jayabaya di Desa Kewedusan, menapak tilas perjalanan Eyang Prabu Sri Aji Jayabaya merupakan wujud rasa syukur atas panen melimpah yang didapat warga.
Grebeg Suro bagi warga Desa Kewedusan merupakan tradisi turun temurun yang tidak bisa dihilangkan.
Warga meyakini grebek suro merupakan ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta yakni Alloh SWT.
“Setelah sebelumnya dilaksanakan secara sederhana akibat pandemi Covid – 19, tahun ini panitia sengaja menggelar Grebeg Suro secara meriah, sehingga antusias warga sangat tinggi, jadi banyak yang datang ke sini biarpun diguyur hujan,” ujarnya.
Usai diarak keliling desa menuju Makam Eyang Prabu Sri Aji Jayabaya dan melakukan doa – doa, tumpeng langsung jadi rebutan ratusan warga.
Sementara, Sofyan salah satu warga berharap dengan grebek suro, keberkahan bagi masyarakat Desa Kewedusan dan sekitarnya tetap terjaga. Selain itu, warga dijauhkan dari segala musibah terutama bencana Gunung Kelud.
“Acara grebeg syuro Ini bertujuan agar Desa Kewedusan menjadi desa gemah ripah loh jinawi, yang artinya murah sandang pangan, murah air, murah sumber rezeki, serta jauh dari segala musibah dan bencana” harapnya. (Eko)