TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Ke-114, Pemerintah Kabupaten Tulungagung menyelenggarakan Upacara di Halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jumat (20/05/2021).
Harkitnas tahun ini mengambil tema “Ayo Bangkit Bersama” sebagai bentuk seruan agar kita bisa bangkit bersama dari pandemi COVID-19 yang sudah melanda dua tahun terakhir.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dalam sambutanya membacakan isi pidato Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Johnny G. Plate, bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini hendaknya tidak hanya dimaknai secara seremonial saja namun guna memahami esensi sejarah Kebangkitan Nasional. Bupati mengajak sejenak untuk menelaah sisi historis di balik peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
Pada tanggal 20 Mei 1948, Presiden Soekamo menetapkan hari lahirnya perkumpulan Boedi Oetomo sebagai Hari Bangkitnya Nasionalisme Indonesia.
Karena di masa itu, terdapat ancaman perpecahan antargolongan dan ideologi di tengah perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari Belanda yang ingin kembali berkuasa. Sehingga, semangat persatuan yang digagas oleh Boedi Oetomo diharapkan menjadi spirit dalam menghimpun kekuatan dan mencegah perpecahan bangsa.
“Boedi Oetomo adalah organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Didirikan oleh dr. Soetomo beserta para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) pada tahun 1908, Boedi Oetomo lahir untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dari bangsa-bangsa lain,” ucap Bupati Maryoto.
Selanjutnya melalui Organisasi diharapkan bisa menyatukan pergerakan di Indonesia dari yang bersifat kedaerahan menjadi nasional dengan tujuan akhir kemerdekaan.
Tentunya dengan didirikannya Boedi Oetomo yang tercetus dalam kongres yang tujuan pertamanya adalah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat dengan fokus pergerakan di bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.
Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni memerdekakan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.
Dijelaskan Bupati, kelahiran Boedi Oetomo mempelopori terciptanya organisasi pergerakan di masa selanjutnya seperti Indische Partij, Perhimpunan Indonesia dan Muhammadiyah.
“Untuk itu semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk kita kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini,” tambahnya.
Selain itu, di tengah krisis pandemi COVID-19 dan konflik Ukraina – Rusia, menyebabkan kondisi ekonomi global serta geopolitik menjadi tidak stabil, dan kebangkitan nasional Tahun ini patut dimaknai sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan bangsa.
Pada sisi penanganan COVID-19 di tingkat nasional, dapat melihat bahwa upaya pemerintah kian menunjukkan hasil yang positif, ditunjukkan dengan kasus baru harian di bawah 400 kasus dan total kasus aktif yang sudah berada di bawah angka 5.000 kasus (Data per 13 Mei 2022).
Selain itu, capaian vaksinasi COVID-19 dosis kedua juga sudah mencapai 79 persen. Namun demikian, kita patut tetap waspada dan terus meningkatkan disiplin protokol kesehatan.
“Penanganan COVID-19 yang membaik berimplikasi pada berangsur kembalinya aktivitas masyarakat secara normal. Secara perlahan, hal ini mendorong pemulihan perekonomian nasional,” tambahnya.
Bupati membeberkan, Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2022 terhadap triwulan I 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (y-on-y). Hampir seluruh lapangan usaha tumbuh positif, kecuali Administrasi Pemerintahan dan Jasa Pendidikan.
Dari sisi produksi, tiga Lapangan Usaha mengalami pertumbuhan tinggi yakni: sektor Usaha Transportasi dan Pergudangan 15,79%, sektor Jasa-jasa lain 8,29%, sektor Informasi dan Komunikasi 7,14%.
“Mari terus kita bekerja keras dan bersinergi menjaga, mempertahankan dan meningkatkan perekonomian nasional indonesia,” tandasnya.
Melalui momentum yang baik ini semakin diperkuat dengan peran Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022. Pada Presidensi G20 tahun ini, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”, dengan tujuan dapat memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran yang inklusif, serta menjamin keberlanjutan kehidupan di masa depan.
Pertemuan G20 yang dipimpin oleh Indonesia tahun ini mengusung tiga isu prioritas, yaitu Arsitektur Kesehatan Global yang Inklusif, Transformasi berbasis Digital dan Transisi Energi Berkelanjutan.
Tema dan isu prioritas G20 yang diangkat Indonesia merupakan cerminan dari semangat kebangkitan yang kita rayakan pada hari ini, yakni di tengah keterpurukan akibat pandemi COVID-19, tidak pernah meluruhkan cita kita untuk pulih bersama dan bangkit lebih kuat.
“Indonesia terus mendorong negara-negara anggota G20 untuk melakukan aksi-aksi nyata dan siap berkolaborasi serta menggalang kekuatan sehingga masyarakat dunia dan kemanusiaan dapat merasakan dampak nyata dari kerja sama ini,” bebernya.
Mengutip ucapan dr. Soetomo”Berhasil dan tidaknya usaha ini hanya bergantung pada kesungguhan hati kita, bergantung pada kesanggupan kita bekerja”. Dan ini bisa diyakini bahwa nasib tanah air di masa depan terletak di tangan masyarakat semua.
Di tengah momentum penanganan nasional COVID-19 yang makin membaik dan Presidensi G20 Indonesia, hendaknya dapat dimaknai oleh semua, bahwa kesungguhan semangat dr. Soetomo untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sebagai tonggak kebangkitan dari pandemi COVID-19 juga krisis multidimensi yang sedang melanda dunia.
“Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama. Ayo Bangkit Lebih Kuat,” ucap Bupati Maryoto mengakhiri pembacaan pidato Menkominfo.
Dalam acara peringatan Harkitnas tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD Tulungagung Marsono, Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto, Dandim 0807 Letkol Inf Yoki Malinton dan jajaran Forpimda Tulungagung lainnya. (Nuha)