Tulungagung – liputan11.com, Setelah dilaporkan tidak pulang sejak Selasa malam, Riono (39) penjual bakso ditemukan sudah tidak bernyawa mengapung di Pantai Sine pada Rabu, (19/02/2025) sore.
Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi melalui Kasi Humas Ipda Nanang membenarkan bahwa sesosok mayat laki – laki yang ditemukan pukul 14.30 WIB adalah Riono yang beralamatkan di Dusun Krajan Desa Pakisaji Kecamatan Kademangan, Blitar.
“Benar Mayat tersebut adalah Riono yang dilaporkan keluarganya tidak pulang setelah berjualan bakso sejak selasa malam,” terangnya.
Ipda Nanang menjelaskan kronologi penemuan mayat, pada hari Rabu pagi keluarga korban mendatangi Polsek Kalidawir melaporkan bahwa saudara Riono sejak hari Selasa (18/2) tidak pulang kerumah setelah berjualan bakso di Pantai Sine.
Mendapat laporan tersebut Anggota Polsek Kalidawir mendatangi TKP, kemudian bersama dengan Keluarga korban melakukan pencarian di sepanjang jalur menuju pantai sine masuk Dusun Wonosari Rt 04 Rw 03 Desa Kalibatur, Kalidawir.
“Selang beberapa waktu sekira pukul 10.00 WIB ditemukan rombong bakso yang diduga terseret air bah. Berjarak 1 km dari penemuan rombong bakso ditemukan sepeda motor honda supra yang di duga milik korban yang berada di aliran sungai masuk Dusun Wonosari Rt 04 Rw 03 Desa Kalibatur, Kalidawir,” lanjutnya.
Kemudian kata Nanang, pencarian dilanjutkan sepanjang sungai dan tembus Pantai Sine dan sekira pukul 14.30 WIB ditemukan sesosok mayat laki laki mengapung di Pantai Sine.
“Saksi di bantu anggota BPD dan Nelayan Pantai Sine melakukan evakuasi mayat tersebut ke bibir pantai setelah itu di lakukan pengecekan oleh keluarga korban dan ciri ciri korban sesuai dengan korban Riono,” tambahnya.
Dikatakan Kasi Humas, pihak keluarga telah menerima kematian korban dan menginginkan tidak di lakukan otopsi serta membuat surat pernyataan tidak akan menuntut kepada pihak manapun.
“Kemudian dari hasil pemeriksaan team Inafis Polres Tulungagung bersama bidan desa, korban selanjutnya di bawa ke RSUD Dr. Iskak untuk di lakukan Otopsi,” pungkas Ipda Nanang. (Nuha)