TULUNGAGUNG,Liputan11.com – Dengan tetap menjaga solidaritas, kesolidan dan protokol kesehatan dalam suasana pandemi covid-19. Pemerintah desa Winong kecamatan Kedungwaru, gelar pertemuan koordinasi lintas wilayah dan lintas sektoral dalam rangka optimalisasi lahan pertanian, Selasa (6/4/2021) pukul 09.00 wib.

Pelaksanaan acara yang digelar dihalaman wisata desa Winong, turut menghadirkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tehnik yang berkaitan langsung dengan permasalahan. Yaitu Dinas Pertanian kabupaten Tulungagung, Dinas Pengairan kabupaten Tulungagung, Perum. Jasa Tirta kabupaten Tulungagung, Camat Kedungwaru, Camat Kauman, Camat Karangrejo dan Camat Kota Tulungagung, Komisi B DPRD kabupaten Tulungagung serta tamu undangan lainnya. Tapi amat disayangkan, dari komisi B DPRD Tulungagung, tidak bisa hadir karena sedang dalam tugas keluar kota.

Kepala desa Winong, Agus Satoto dalam pembukaan acara, menyampaikan harapannya, agar dalam diskusi ini nantinya tercetus ide yang selama ini menjadi permasalahan dapat terealisasi, mulai dari tata kelola air, penyeragaman waktu tanam, serta tentang permasalahan pasca panen khususnya tentang harga eceran tertinggi gabah kering giling.

“Kita duduk bersama untuk mencari solusi menyeragamkan musim tanam, agar ke depan nantinya bisa menikmati panen yang maksimal, panen raya”, harap Totok, panggilan akrab Agus Satoto.

“Karena selama ini memang Kita terseok-seok, dan perlu diketahui bahwa di masa pandemi ini, dunia pertanian dan bisnis pangan yang paling survive. Menurut survei dari seluruh sektor usaha semuanya pada rontok tetapi dunia pertanian dan dunia pangan ini survive dan semoga para petani ada di empat kecamatan tidak rontok juga meskipun kita masih belum bisa menikmati panen yang maksimal”, imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Camat Kedungwaru, Hari Prasetyo mengatakan, agar diskusi semacam ini tidak hanya menjadi formalitas dan menjadi ajang rutin kumpul kumpul.

“Semoga diskusi kali ini ada hasil kesimpulan yang nantinya bisa diteruskan menjadi kebijakan pemerintah khususnya dibidang pertanian tanaman pangan”, ucapnya.

Yoyok panggilan akrab Hari Prasetyo juga mengungkapkan kekecewaannya dengan tidak hadirnya komisi B DPRD kabupaten Tulungagung, sebab merekalah yang bisa menyalurkan aspirasi dari para petani ditengah permasalahan gagal panen selama ini.

Setelah acara pembukaan, forum diskusi selanjutnya diisi dengan tanya jawab.

Kades Majan, Parwoto menyampaikan keluhannya terkait keberadaan tata kelola air dan pembasmian hama tikus, ia juga berharap agar jalan usaha tani bisa terwujud.

Selanjutnya Winarto, tokoh masyarakat di wilayah barat sungai juga menanyakan hal yang sama, ia juga berharap atas kepedulian pemerintah atas nasib petani yang saat ini terseok ditengah pandemi.

Kepala Dinas Pertanian kabupaten Tulungagung Suprapti M. Agr, menginginkan acara semacam ini bisa memberikan solusi untuk mengatasi masalah gagal panen di empat kecamatan khususnya dan Tulungagung pada umumnya.

Kebersamaan dan kesepakatan pola tanam dan tata kelola air akan menjadi kunci keberhasilan, ia juga mengungkapkan bahwa dari Dinas Pertanian sudah mencanangkan program asuransi khusus tanaman padi, memberi Stimulus kepada petani agar mau dan tidak jera dalam menanam padi sebagai produk unggulan.

“Caranya mudah, dengan menyetor 36 ribu rupiah, bilamana dikemudian waktu, gagal panen akan mendapat ganti rugi sebesar enam juta rupiah dengan catatan mengikuti anjuran tata kelola pertanian menurut Dinas Pertanian tentang jenis, waktu dan pola tanamnya”, pungkasnya.(hur/prn).

Share.
Leave A Reply