TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Didik Eka menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Penyakit demam serius ini disebabkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang membawa empat jenis virus yang dikenal dengan serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4) dan menyerang sistem peredaran darah manusia. Jika seseorang terjangkit tidak segera mendapat penanganan yang tepat dan perawatan terlambat akan memperbesar risiko bahkan hingga kematian.
Didik Eka mengatakan, DBD merupakan virus yang setiap tahun pasti ada, di Tulungagung DBD tersebar hampir di seluruh desa di 19 kecamatan dengan frekwensi penyebaran kasus bergantian di tiap desa.
“Ada istilahnya desa sporadis, yang secara tiga tahun berturut-turut tidak ada DBD, ada juga daerah yang potensial sekali dalam 3 tahun, ada juga daerah yang selalu ada setiap tahunnya,” kata Didik Eka, Jum’at, (20/5/2022).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, pada tahun 2022 bulan Januari ada 57 kasus 1 kematian, Februari 59 kasus 1 kematian, Maret 33 kasus, April 44 kasus, dan sampai pertengahan Mei ini ada 15 kasus.
Lanjut Didik, untuk kasus DBD biasanya mendekati kemarau akan turun dan naik lagi saat musim hujan tiba. “Jika sudah mendekati kemarau, biasanya dari tahun ke tahun selalu turun. Nanti, di bulan Juni-Agustus pasti sudah turun, bahkan bisa nol kasus. Akan tetapi, untuk September ada hujan dikit-dikit mulai naik lagi, bahkan, terus naik di bulan Oktober-Desember,” lanjutnya.
Dari data yang ada, daerah rawan penyebaran DBD adalah lingkungan padat penduduk, sebarannya banyak terjadi di Wilayah Boyolangu, Tulungagung Kota, Kedungwaru, dan Bandung.
Didik menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan menjaga kebersihan. “DBD ini selalu mengintai kita semua, sehingga harus tetap waspada. Untuk Tahun 2022 ini, walaupun tidak setinggi Tahun 2019, tetapi, tahun ini ada kasusnya,” ungkapnya.
Untuk Antisipasi penyebaran dan mencegah jatuhnya korban, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung selalu menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
“Antisipasi dari Dinkes, setiap tahun selalu menyiapkan Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk menerima pasien-pasien tersebut. Tentunya, dengan logistik obat dan sosialisasi ke masyarakat guna pencegahan,” tambah Didik Eka.
Selain itu, Didik Eka menekankan pentingnya peran serta masyarakat untuk melakukan pencegahan DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seminggu sekali di lingkungan masing-masing.
“Karena DBD itu bukan dicegah dengan foging, tetapi dengan PSN, dengan membersihkan semua wadah, baik itu tempat di kamar mandi, WC, tampungan tempat lainnya. Dan di pelepah pisang, pelepah kelapa, potongan bambu belakang rumah jangan sampai ada airnya,” pungkasnya Didik Eka. (Nuha)