TULUNGAGUNG.Liputan11.com-DPRD Tulungagung mendukung penuh upaya Pemkab Tulungagung dalam upaya menekan angka kasus stunting atau bahkan menurunkan sampai zero stunting di Kabupaten Tulungagung.

“Pada prinsipnya kami sepakat dengan upaya yang dilakukan bupati. Percepatan penurunan angka prevalensi stunting harus dipertegas,” ujar anggota DPRD Tulungagung, Suprapto, S.Pt., M.MA., saat menghadiri acara Rembuk Stunting Tahun 2021 di Hotel Crown Victoria Tulungagung, Senin (19/4/2021).

Suprapto, S.Pt., M.MA.,saat sambutan pada acara Rembug Stunting 2021 di Hotel Crown Victoria, Tulungagung

Suprapto yang dalam acara tersebut mewakili Ketua DPRD Tulungagung, Marsono S.Sos, berharap, anggaran dari APBD Tulungagung sebesar 300 miliar rupiah, dapat benar-benar diimplementasikan dalam upaya penurunan angka stunting tersebut.

“Menurunkan angka stunting atau bahkan sampai zero stunting merupakan target kita bersama,” sambungnya.

Menurut Suprapto, upaya menekan angka kasus stunting, sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.

“Apalagi saat ini sudah zaman internet dan sudah relatif lama Indonesia menjalani kemerdekaan. Jangan sampai ke depan ada warga Tulungagung yang kerdil-kerdil,” ucapnya.

Bupati Tulungagung, Drs. Maryoto Birowo, M.M., yang hadir dan sekaligus membuka acara Rembuk Stunting Tahun 2021 mengutarakan hal yang sama. Bupati ingin kasus kekurangan gizi pada balita dapat ditekan, dan bahkan sampai tidak ada sama sekali atau zero stunting.

“Upaya untuk menurunkan angka stunting di Tulungagung adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana kesehatan, termasuk perbaikan gizi. Selain itu, juga penjagaan kesehatan dan pemberian edukasi pada ibu dan balita,” paparnya.

Sesuai data, angka prevalensi stunting di Tulungagung pada Bulan Timbang bulan Agustus 2020 sebesar 5,51 persen atau sejumlah 2.901anak. Angka tersebut menurun 3 persen dibanding data Bulan Timbang bulan Agustus 2019 yang mencapai 2.990 anak.

Bupati Maryoto Birowo menandaskan meski secara prevalensi angka stunting di Kabupaten Tulungagung tergolong rendah, namun hal itu bukanlah sebuah prestasi.

“Ini merupakan PR (pekerjaan rumah). PR yang harus terus kita tekan menuju zero mallnutrisi atau zero stunting di tahun 2030,” pungkasnya. (Prn).

Share.
Leave A Reply