TULUNGAGUNG.LIPUTAN11.COM – Satu dari sekian banyak minuman yang cukup digemari dalam masyarakat Indonesia bahkan dunia, selain kopi adalah minuman teh. Di dalam penyajiannya, teh akan terasa lebih nikmat manakala diminum waktu bersantai diwarung ataupun dirumah.
Teh termasuk dalam jenis tanaman Genus Camellia yang jika diminum atau diracik akan memberikan efek menyegarkan. Selain itu, teh mempunyai efek sebagai relaksasi dan penunjang proses penyembuhan, serta banyak membantu dalam urusan terapi kesehatan tubuh.
Konon tanaman teh berasal dari perbatasan negara Cina bagian selatan, tumbuh di hutan-hutan vegetasi peralihan tropis ke subtropis. Beberapa literasi dokumen sejarah menyebutkan, bahwa budaya minum teh diduga berasal dari China. Yang lantas dari sana berkembang ke Jepang, Eropa hingga akhirnya menyebar ke seluruh dunia.
Mengenai sejarah penemuan minuman teh, ada satu nama yang tak bisa dipisahkan yaitu Kaisar Shen Nung dari China. Kaisar Shen Nung yang juga seorang ahli obat-obatan tradisional, mempunyai kebiasaan minum air hangat. Pada suatu hari tanpa sengaja, ada daun jatuh ke cangkir minumannya. Daun itu mengeluarkan aroma khas dan memberikan perubahan warna kemerahan ke dalam minuman, rasanya pun segar. Sejak itulah Sang Kaisar meminum air teh hangat.
Penemuan minuman racikan daun teh yang tanpa sengaja itu, kemudian menyebar luas dari China ke Jepang. Lalu oleh orang Ingris dibawa ke India dan Afrika, hingga sampailah ke Indonesia.
Menurut catatan dalam sejarah, teh masuk ke Indonesia pada tahun 1684, awalnya bibit teh berasal dari negara Jepang yang dibawa oleh Andreas Cleyer, seorang warga negara Jerman. Bibit teh tersebut lantas ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta, 10 tahun kemudian seorang yang bernama F. Valentin melaporkan telah melihat perdu teh muda yang berasal dari China di taman Istana Gubernur Jenderal Champhuys di Jakarta.
Percobaan masa penanaman teh dalam skala besar dilakukan oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson pada 1827 di Wanayasa Purwakarta dan gunung Raung Banyuwangi. Setelah sebelumnya bibit teh berhasil ditanam di Kebun Raya Bogor. Ketika itu Indonesia masih dalam penjajahan Belanda, pada tahun 1828 di bawah pemerintahan Gubernur Van Den Bosch yang mengharuskan teh ditanam oleh rakyat dengan menggunakan politik tanam paksa.
Maka semenjak itulah tanaman teh akrab dengan rakyat Indonesia. Berselang 50 tahun kemudian, teh jenis Assamica mulai masuk ke Indonesia dengan penanamnya bernama R.E Kerkhoven di kebun Gambung Jawa Barat. Karena teh jenis Assamica lebih cocok dengan geografis Indonesia, maka teh jenis ini pun menggantikan teh jenis Sinensis yang berasal dari China.
Memasuki tahun 1910, perkebunan teh di luar Pulau Jawa pun dibangun. Letaknya di Sumatera Utara, tepatnya di daerah Simalungun. di lansir dari berbagai sumber.(*Parno).