Rhendra Kusuma kepala bidang pembinaan Sekolah dasar (SD) Kabupaten Jombang
JOMBANG,Liputan11.com – Agenda penting dalam dunia pendidikan kembali digelar di Kabupaten Jombang. Tahun ini, sebanyak 519 sekolah dasar (SD) resmi mengikuti pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2025. Kegiatan berskala nasional ini menjadi momentum penting untuk mengukur capaian pendidikan sekaligus memotret kualitas pembelajaran di sekolah.
ANBK sendiri merupakan program evaluasi yang dirancang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai pengganti Ujian Nasional. Melalui asesmen ini, kemampuan siswa dalam literasi membaca, numerasi, serta karakter diuji secara terstruktur. Selain itu, ANBK juga memberikan gambaran mengenai lingkungan belajar di masing-masing sekolah.
Dari total 519 SD yang ikut, 518 sekolah sudah siap melaksanakan ANBK secara online dengan fasilitas komputer dan jaringan internet memadai. Hanya terdapat satu sekolah, yakni SD Kristen Petra Jombang, yang masih semi online. Meski begitu, sekolah tersebut tetap bisa mengikuti asesmen dengan dukungan penyesuaian teknis dari panitia.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Rhendra Kusuma, menegaskan bahwa jauh-jauh hari pihaknya sudah memberikan instruksi kepada sekolah agar menyiapkan seluruh sarana yang dibutuhkan.
“Kami meminta sekolah menyiapkan komputer, jaringan internet, serta sarana lain sebelum ANBK dimulai. Hasilnya, hampir semua bisa online, hanya satu yang semi online,” ungkap Rhendra, Selasa (16/9/2025).
Menariknya, meskipun sebagian besar sekolah mampu melaksanakan ANBK secara mandiri, empat sekolah masih harus menumpang di sekolah lain. Hal ini disebabkan keterbatasan fasilitas komputer maupun akses jaringan internet.
Empat sekolah tersebut adalah:
SDN Jombatan 1 menumpang ke SDN Jombatan 3,
SDN Sentul 2 menumpang ke SDN Bedahlawak,
SDN Plabuhan 3 menumpang ke SDN Bangsri,
SDN Pojokklitih 2 menumpang ke SDN Pojokklitih 1.
Menurut Rhendra, sekolah yang menumpang akan mengikuti asesmen secara bergantian dengan sekolah induk. Meski harus berbagi waktu, sistem ini memastikan semua siswa tetap bisa berpartisipasi penuh.
“Sekolah yang menumpang mengikuti jadwal secara bergilir. Ini semata-mata karena keterbatasan perangkat, bukan karena kesiapan sumber daya manusianya,” jelasnya.
Pelaksanaan ANBK untuk SD dijadwalkan selama dua hari. Hari pertama terdiri dari latihan 15 menit, tes literasi membaca selama 75 menit, dan survei karakter selama 30 menit. Hari kedua diawali dengan latihan 15 menit, tes numerasi selama 75 menit, lalu ditutup dengan survei lingkungan belajar berdurasi 40 menit.
Untuk mengakomodasi jumlah peserta yang besar, ANBK tahun ini dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama digelar pada 22–25 September 2025, sedangkan gelombang kedua berlangsung pada 29 September–2 Oktober 2025. Dengan sistem ini, setiap sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk melaksanakan asesmen tanpa harus terbebani keterbatasan sarana.
Rhendra menambahkan, Dinas Pendidikan berharap hasil ANBK tidak hanya menjadi laporan angka semata, melainkan bisa menjadi bahan evaluasi nyata untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah Jombang.
“Tujuan utama ANBK bukan untuk mengevaluasi prestasi individu siswa, tetapi untuk mengetahui mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Hasilnya akan digunakan untuk menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran,” tegasnya.
Dengan jumlah peserta yang cukup besar, pelaksanaan ANBK SD di Kabupaten Jombang menjadi gambaran seriusnya pemerintah daerah dalam menyukseskan program nasional. Kendala teknis seperti keterbatasan sarana di beberapa sekolah diharapkan tidak mengurangi esensi dari pelaksanaan asesmen ini.(lil)