Dinkes Kab. Kediri Gelar Seminar HAS “Bersama Hadapi Perubahan : Jaga Keberlanjutan Layanan HIV”

KEDIRI, Liputan11.com – Untuk menekan angka penularan HIV/AIDS Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri kembali menggelar Seminar Hari Aids Sedunia (HAS) Selasa (2/12/2025) pagi. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kahuripan Kantor Dinkes Kab. Kediri Jl. Pamenang No. 1C, Sukorejo Ngasem tersebut dihadiri oleh ratusan orang mulai dari jajaran Dinkes, beberapa narasumber yang berkompeten dan para peserta seminar dari berbagai kalangan pegiat penanggulangan dan pencegahan HIV di Kabupaten Kediri yang berjumlah 100 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dr. Ahmad Khotib, M. Kes. membuka langsung kegiatan tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan penyampaian paparan oleh Narasumber diantaranya narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dan dari Yayasan Mahameru. Selain itu dilakukan juga diskusi dan sesi tanya jawab antara peserta dengan pihak narasumber yang telah memberikan materi seminar.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung keberlanjutan layanan dan pencegahan penularan HIV. Menguatkan peran tenaga kesehatan serta peran mahasiswa dalam edukasi dan upaya pencegahan HIV. Membangun komitmen bersama untuk mendukung program percepatan eliminasi HIV Kabupaten Kediri. Menyebarluaskan informasi terkait layanan HIV dan inovasi program yang tersedia di fasilitas kesehatan.

Hari AIDS Sedunia (HAS) yang diperingati setiap tanggal 1 Desember menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen penanggulangan HIV di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri terus melakukan upaya pengendalian HIV melalui peningkatan layanan VCT, PITC, PMTCT, pendampingan ARV, edukasi masyarakat, serta penguatan jejaring lintas sektor. Upaya tersebut telah memberikan capaian positif, namun hingga saat ini Kabupaten Kediri masih menghadapi tantangan serius yang membutuhkan perhatian bersama.

Baca Juga:  Banmus DPRD Kabupaten Blitar Tetapkan Jadwal Kegiatan DPRD Bulan November 2025

Data layanan menunjukkan bahwa kasus HIV masih ditemukan setiap tahunnya, termasuk pada kelompok usia produktif dan remaja. Tantangan lain yang masih menjadi pekerjaan besar yaitu masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV (ODHIV), rendahnya kesadaran untuk melakukan tes HIV secara sukarela, serta terbatasnya pengetahuan kelompok masyarakat muda terkait kesehatan reproduksi, pencegahan penularan, dan pentingnya deteksi dini. Perubahan dinamika sosial, peningkatan penggunaan media digital, serta mobilitas masyarakat juga berdampak terhadap pola perilaku berisiko yang perlu diantisipasi secara tepat melalui edukasi dan pendekatan kesehatan masyarakat yang adaptif.

Di sisi lain, sistem layanan kesehatan pasca pandemi mengalami berbagai penyesuaian, termasuk pada prioritas layanan, tenaga kesehatan, dan kebutuhan penguatan alur rujukan. Hal ini menuntut inovasi dan kolaborasi agar keberlanjutan layanan HIV di Kabupaten Kediri tetap terjaga dan dapat menjangkau seluruh populasi kunci, kelompok rentan, hingga masyarakat umum. Untuk itu, tema “Bersama Hadapi Perubahan: Jaga Keberlanjutan Layanan HIV” dipilih sebagai penekanan bahwa respon HIV tidak dapat berjalan sendiri, tetapi membutuhkan kerja sama seluruh elemen—pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, perguruan tinggi, pelajar, masyarakat, dan mitra organisasi.

Tenaga kesehatan memiliki peran sentral sebagai garda terdepan dalam memberikan layanan skrining, diagnosis, terapi, serta edukasi untuk mengurangi stigma di masyarakat. Sementara mahasiswa merupakan aset penting dalam upaya edukasi, karena mereka adalah kelompok usia yang rentan sekaligus berpotensi menjadi agen perubahan yang mampu menyebarkan informasi kesehatan yang benar di lingkungannya. Melibatkan mereka dalam kegiatan Hari AIDS Sedunia menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran sejak dini, membentuk persepsi positif, dan menumbuhkan karakter peduli kesehatan masyarakat.

Baca Juga:  Laksanakan Mandat Partai, Ketua DPC Gerindra Tulungagung Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mahasiswa juga memiliki peran strategis dalam pencegahan dan penanggulangan HIV. Mahasiswa, dengan kapasitas akademik dan peran sosialnya, berpotensi menjadi penggerak edukasi kesehatan serta agen anti-stigma melalui kegiatan kampus, komunitas, maupun organisasi kepemudaan. Mereka dapat menyebarkan informasi berbasis bukti, membantu peningkatan literasi kesehatan digital, serta menjadi relawan atau pendamping kegiatan penyuluhan HIV.

Dengan semangat kebersamaan, inovasi, dan kolaborasi lintas pihak, diharapkan Kabupaten Kediri dapat memperkuat respons HIV yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan, menuju masyarakat yang sehat, peduli, dan bebas stigma untuk mewujudkan generasi Kabupaten Kediri tanpa infeksi HIV baru di masa depan.

Selain itu, dengan diadakannya seminar tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta terkait situasi HIV terkini secara nasional dan regional, termasuk aspek epidemiologi, pencegahan, dan keberlanjutan layanan kesehatan berbasis bukti ilmiah. Meningkatnya literasi kesehatan mahasiswa mengenai HIV/AIDS, khususnya mengenai transmisi, pencegahan, deteksi dini, terapi ARV, serta pentingnya empati dan dukungan sosial kepada Orang dengan HIV (ODHIV).

Semoga dengan dilaksanakannya seminar Hari AIDS Sedunia Tahun 2025 ini dapat menjadi langkah nyata dalam upaya mendukung penekanan angka infeksi baru, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mewujudkan masyarakat lebih sehat dan bebas stigma.(dim)