MAN 3 Jombang Kobarkan Semangat Kepahlawanan, Santri Didorong Jadi Pahlawan Peradaban di Era Digital

 

JOMBANG, Liputan11com — Suasana pagi yang teduh menyelimuti kawasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Senin (10/11/2025). Ribuan santri dan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jombang berkumpul di Lapangan Gedung Serbaguna KH. Hasbulloh Said untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan Nasional.
Deretan peserta upacara tampak khidmat. Bendera Merah Putih berkibar gagah di tengah lapangan, diiringi lagu Indonesia Raya yang menggema lantang dari para siswa. Semangat nasionalisme terasa membuncah, seolah menghidupkan kembali ruh perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi tanah air.

Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Kepala MAN 3 Jombang, Sutrisno, M.E, yang bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, Sutrisno mengajak seluruh peserta untuk meneladani semangat juang para pahlawan yang telah mempertaruhkan segalanya demi kemerdekaan Indonesia.

“Para pahlawan tidak hanya berjuang dengan senjata, tetapi juga dengan keikhlasan, keyakinan, dan cinta tanah air yang luar biasa. Dengan modal iman, nasionalisme, dan semangat juang yang menyala, mereka mampu mengusir penjajah dari bumi Nusantara,” ucap Sutrisno lantang, disambut hening penuh haru dari para peserta.

Ia menegaskan bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini merupakan hasil perjuangan panjang dan pengorbanan yang tak ternilai. Karena itu, generasi muda — khususnya para santri dan siswa MAN 3 Jombang — memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan perjuangan tersebut di era yang berbeda.

“Sekarang bukan lagi saatnya berjuang dengan bambu runcing. Tantangan kita hari ini adalah kebodohan, kemalasan, serta kemerosotan moral. Kita harus berjuang dengan ilmu, iman, dan akhlak mulia. Itulah bentuk perjuangan santri dan pelajar di masa kini,” tegasnya.

Sutrisno juga mengingatkan bahwa tantangan global yang dihadapi generasi muda semakin kompleks, terutama dalam bidang teknologi dan informasi. Menurutnya, teknologi ibarat pedang bermata dua — dapat menjadi sarana perjuangan luar biasa bila digunakan untuk kebaikan, namun juga bisa menjadi sumber kehancuran jika disalahgunakan.

Baca Juga:  Florida’s Unprecedented Arctic Blast Sparks Sea Turtle Rescue

“Teknologi bisa menjadi alat dakwah, alat belajar, bahkan sarana perjuangan intelektual. Tapi bila tidak digunakan secara bijak, ia bisa menjerumuskan pada kebodohan dan kehancuran moral. Karena itu, para santri dan pelajar harus mampu menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan berakhlak,” pesannya.

Lebih jauh, Kepala Madrasah menekankan pentingnya membangun karakter dan integritas di tengah kemajuan zaman. Ia mengajak para siswa untuk menjadi pahlawan peradaban — generasi yang tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kuat dalam moral, tangguh dalam iman, serta berjiwa sosial tinggi.

“Menjadi pahlawan masa kini berarti berjuang dengan cara yang sesuai zamannya. Belajarlah sungguh-sungguh, jadilah pribadi yang bermanfaat, dan gunakan ilmu untuk membangun bangsa. Itulah jihad intelektual sejati,” lanjutnya penuh semangat.

Tak lupa, Sutrisno juga menyampaikan apresiasi kepada para guru dan tenaga pendidik yang telah berdedikasi mendidik siswa dengan penuh kesabaran dan cinta. Menurutnya, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.

“Para guru adalah ujung tombak perubahan. Mereka berjuang setiap hari tanpa pamrih, menanamkan ilmu dan nilai kehidupan. Karena itu, saya berpesan agar seluruh pendidik tetap sabar, istiqamah, dan terus meneladani semangat para pahlawan dalam mendidik anak bangsa,” ujar Sutrisno penuh penghargaan.

IMG 20251111 WA0002

Upacara Hari Pahlawan di MAN 3 Jombang turut diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, KH. M. Wahfiyul Ahdi, S.H., M.Pd.I. Dalam doanya, Gus Wafi memohon agar seluruh santri dan siswa senantiasa diberi kekuatan untuk meneruskan perjuangan para ulama dan pahlawan bangsa.

“Semoga semangat perjuangan dan keikhlasan para pahlawan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang di jalan kebaikan. Jadikan ilmu sebagai alat untuk menebar manfaat dan membangun peradaban,” tutur Gus Wafi dalam doanya.

Baca Juga:  Ratusan Ojol Jombang Gelar Doa Bersama di Kediaman Abah Warsubi

Usai upacara, suasana lapangan berubah menjadi lebih meriah. Madrasah menggelar pembukaan kegiatan tahunan Class Meeting MAN 3 Jombang, yang menjadi ajang kreativitas dan kebersamaan antar siswa.
Opening ceremony berlangsung semarak dengan berbagai penampilan seni dan budaya. Mulai dari drama kolosal bertema perjuangan kemerdekaan, tarian-tarian daerah, hingga penampilan tari kolosal “Sumpah Palapa” yang menggambarkan tekad Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara.

Sorak-sorai penonton menggema setiap kali para siswa tampil di panggung. Karya seni mereka bukan hanya hiburan, tetapi juga bentuk ekspresi kecintaan terhadap tanah air dan kebanggaan menjadi bagian dari generasi penerus bangsa.

Kegiatan class meeting ini akan berlangsung selama beberapa hari dengan berbagai kompetisi akademik, olahraga, dan seni antar kelas. Melalui kegiatan ini, para siswa tidak hanya mengasah bakat dan minat, tetapi juga belajar tentang kerja sama, sportivitas, dan solidaritas.

“Class meeting adalah momen yang ditunggu-tunggu siswa. Ini bukan hanya tentang lomba, tapi tentang kebersamaan dan semangat berprestasi,” ujar salah satu panitia kegiatan dengan antusias.

Peringatan Hari Pahlawan tahun ini menjadi momentum berharga bagi seluruh civitas akademika MAN 3 Jombang. Tak sekadar mengenang sejarah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai perjuangan, tanggung jawab, dan cinta tanah air kepada generasi muda di lingkungan pesantren.

Dengan semangat jihad intelektual dan jihad teknologi yang digaungkan Kepala Madrasah, MAN 3 Jombang bertekad mencetak santri dan pelajar yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga kuat dalam iman, akhlak, dan nasionalisme.

“Mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita hari ini — belajar sungguh-sungguh, berbuat baik, dan berkarya untuk bangsa. Karena setiap langkah kecil yang kita lakukan dengan niat tulus adalah bentuk perjuangan yang berarti,” tutup Sutrisno mengakhiri amanatnya dengan penuh harapan.(lil)