Ratusan Pengemudi Ojol Padati Depan Mapolres Jombang Tuntut Keadilan.

JOMBANG,Liputan11.com – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai komunitas di Kabupaten Jombang mendatangi Mapolres Jombang pada Jumat (29/8/2025). Kedatangan mereka bukan sekadar aksi solidaritas, melainkan juga bentuk desakan keras agar aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan yang melibatkan salah satu anggota kepolisian.

Dengan mengenakan jaket hijau khas ojol, massa mulai berdatangan sejak pagi dan langsung memadati halaman Mapolres. Suara yel-yel dan seruan keadilan menggema, menegaskan sikap tegas mereka menolak segala bentuk kekerasan dan praktik hukum yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat kecil.

“Kami datang ke sini bukan untuk membuat kericuhan, tetapi menuntut keadilan bagi rekan kami yang menjadi korban. Jangan ada lagi kasus yang ditutup-tutupi atau diperlambat hanya karena melibatkan oknum aparat,” tegas Wisnu, koordinator lapangan aksi, di hadapan ratusan peserta.

Meski jumlah massa mencapai ratusan, aksi berlangsung dengan tertib. Mereka berbaris rapi, membawa poster bertuliskan tuntutan, serta mengedepankan orasi damai. Aparat kepolisian yang berjaga di lokasi juga terlihat mengawal jalannya aksi dengan ketat, namun tetap persuasif agar situasi kondusif terjaga.

Sejumlah perwakilan komunitas ojol kemudian diterima langsung oleh Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan. Pertemuan singkat itu menjadi ruang dialog antara massa dan pimpinan Polres. Dalam kesempatan tersebut, Kapolres menyampaikan apresiasi atas aspirasi yang disampaikan secara damai.

“Kami terbuka menerima semua masukan dan aspirasi. Proses hukum tetap berjalan sesuai aturan yang berlaku. Kami mengajak teman-teman ojol dan seluruh masyarakat Jombang untuk bersama-sama menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi isu yang belum jelas,” ujar Kapolres.

Sebagai wujud penghormatan terhadap korban, Kapolres bersama perwakilan komunitas ojol kemudian menggelar shalat gaib di halaman Mapolres. Ratusan massa mengikuti jalannya doa bersama dengan khidmat. Momen ini menandai adanya titik temu antara kepolisian dan komunitas ojol dalam menunjukkan rasa empati terhadap korban.

Usai kegiatan, salah satu perwakilan komunitas ojol menyatakan penghargaan atas langkah kepolisian yang mau membuka ruang dialog sekaligus mengajak doa bersama. Namun, mereka menegaskan aksi ini bukanlah akhir dari perjuangan.

“Kami menghormati Kapolres yang mau turun langsung dan mengajak doa bersama. Tapi kami akan tetap mengawal kasus ini sampai ada kejelasan hukum. Kami tidak ingin kasus ini menguap begitu saja,” ujarnya dengan tegas.

Aksi damai ini turut menarik perhatian masyarakat Jombang. Warga yang melintas berhenti sejenak, sebagian ikut menyimak orasi, bahkan ada yang memberikan dukungan moral dengan bersorak menyetujui tuntutan ojol. Bagi mereka, aksi ini adalah bentuk nyata bahwa rakyat kecil kini semakin berani bersuara menuntut keadilan.

Banyak warga berharap polisi benar-benar serius menangani kasus dugaan kekerasan tersebut. Penegakan hukum diharapkan tidak hanya berhenti pada janji, melainkan berujung pada tindakan nyata.

“Kalau polisi tegas menindak, masyarakat pasti percaya. Tapi kalau ada kesan melindungi, kepercayaan masyarakat akan hilang,” ucap seorang warga yang menyaksikan jalannya aksi.

Aksi damai komunitas ojol di Jombang ini menegaskan bahwa suara masyarakat bawah tidak bisa dianggap remeh. Dengan soliditas yang tinggi, mereka mampu menunjukkan sikap dewasa dalam menyampaikan aspirasi tanpa harus menimbulkan kerusuhan.

Meski demikian, tekanan publik kini semakin besar bagi kepolisian. Kasus dugaan kekerasan yang melibatkan oknum aparat harus segera mendapat kepastian hukum. Jika tidak, aksi serupa bukan tidak mungkin akan kembali terjadi dengan skala lebih besar.(lil)

Share.

Comments are closed.